Langsa-Tim Batik Samudra dari Program Matching Fund Universitas Samudra (Unsam) menggandeng mitra dari DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri), dalam hal ini dari Charlie Bravo Management (CB Management-Aceh) sebagai praktisi mengajar untuk mengisi kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Kewirausahaan dan Inovasi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsam. Kegiatan digelar di Aula Gedung Laboratoium PGSD, Sabtu (23/09/2023) dengan melibatkan 3 unit kelas yang terdiri dari kurang lebih 100 mahasiswa.
Tim Batik Samudra ini terdiri dari, Dr. Mufti Riyani, S.Pd., M.Pd (Ketua); Dr. Asnawi, S.Pd., M.Pd; Dr. Aulia Rahman, S.Hum., M.A; Zulfan Arico, S.Si., M.Si; Ronald Fransyaigu, S.Pd., M.Pd; dan Okhaifi Prasetyo, S.Pd., M.Pd.
Ketua tim mengatakan, bahwa pada kegiatan program Matching Fund tim Batik Samudra, terdapat 12 aktivitas yang mendukung luaran penelitian. Salah satunya yakni pratisi mengajar pada mata kuliah Kewirausahaan dan Inovasi di Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra. Dimana Mahasiswa berkesempatan belajar langsung dari para praktisi yang terdiri dari Mihalul Abrar, S.Pd (Vice President CB Management), Arief Hidayatullah (Ketua LKP Ummi Faridah dan Desainer CB Management) serta Eka Putri (Desainer, Sekretaris Direktur CB management, Brand Owner of Aloulla & Milka, Supervisor of Tenun Balangsa, Supervisor of Brand Knowledge of CB Fashion).
“Kegiatan ini merupakan pertemuan terakhir (Sabtu, 23/09/2023), para praktisi menyajikan materi tentang Strategi Branding, Pemasaran Dan Perlunya Perlindungan Hukum Pada Karya Cipta.”Sebut Dr.Mufti.
Dr. Mufti Riyani menjelaskan, Program Matching Fund merupakan dukungan nyata yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia untuk mendorong kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Mitra. Ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi, Dunia Usaha Dunia Industri, institusi pemerintah, dan masyarakat yang berkelanjutan didorong dan difasilitasi untuk dapat berkelanjutan dan saling menguntungkan.
“Selain itu, program Matching Fund ini juga ditujukan untuk mengakselerasi kebijakan Kampus Merdeka serta membantu pencapaian 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi. Inisiasi ini diwadahi melalui melalui Platform yang disebut dengan Kedaireka.”Imbuhnya.
Dr.Mufti menyebutkan, pada tahun 2023, Universitas Samudra berhasil memenangkan 3 proposal Program Matching Fund Kemdikbudristek. Salah satu diantaranya bertajuk “Dari Artefak Seni ke Produk Industri Kreatif: Implementasi Model Konservasi Ragam Hias Pesisir Aceh”.
Mengambil skema A1 berupa hilirisasi hasil penelitian, tim ini mentargetkan luaran utama berupa dihasilkannya Produk Batik (Batik Samudra) dengan mengangkat kekayaan ragam hias pada artefak seni yang mencirikan perjalanan sejarah bangsa Aceh. Garis hubung antar waktu dalam periode sejarah Aceh merupakan sejarah bawah sadar yang membentuk identitas masyarakat Aceh sebagai masyarakat yang bersifat mixtum antropologi (percampuran berbagai kebudayaan).
Tim ini menggandeng CB Management sebagai mitra yang memiliki visi serupa yakni konservasi kekayaan Aceh melalui media kain tradisional atau lebih sering dikenal dengankonsep wastra. Mihalul Abrar selaku vice president CB Management mengelola sejumlah brand dan telah diakui prestasinya di tingkat nasional maupun internasional. Selain visi konservasi, sustainable fashion, produk batik Samudra yang akan diproduksi bersama mitra juga akan mengadopsi teknologi dalam bentuk label informasi motif berbasis Augmented Reality berbantuan barcode generator yang akan menampilkan artefak seni sebagai sumber pengkaryaan desain Batik Samudra.
Dalam kesempatan ini, Mihalul Abrar, Salah satu kiat disampaikan, Jika kita ingin memulai wirausaha ataupun mengembangkan usaha dagang yang sudah ada, harus memiliki produksi sendiri sebagai produsen dan memiliki Brand (label)sendiri. Jika hanya sebagai perantara, sebagai agen atau distributor suatu saat usaha bisa jatuh dan tidak berkembang.
Menurutnya, hal ini dapat dilihat kondisi perekonomian pasca Covid, khususnya para pelaku usaha. Salah satu imbas dari Covid 19 telah menyebabkan bergesernya pola berbelanja masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Dari berbelanja secara offline menjadi gaya berbelanja di pasar online. Kecendrungan belanja di pasar online yang semakin meningkat ini telah mengakibatkan pelaku usaha besar , pelaku wirausaha menengah maupun usaha mikro yang mengandalkan pasar offline banyak terancam bangkrut. Salah satu yang dianggap menjadi penyebabnya adalah banyak produsen yang langsung menjual produknya pada konsumen pada market place online. Bahkan, pusat grosir Tanah Abang Jakarta sebagai pusat sentral Fashion se-Asia Tenggara sekarang sudah mulai sepi.
Di sisi lain Covid telah memacu perkembangan tehnologi digital sedemikian cepat di berbagai bidang, termasuk cara pemasaran produk usaha. Dibutuhkan inovasi inovasi terbaru untuk menyesuaikannya. Untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha diperlukan inovasi yang berbeda dari yang sudah pernah ada.
“Ada pepatah mengatakan, untuk mendapatkan sesuatu yang belum pernah kita dapatkan, maka kita harus melakukan sesuatu hal yang belum pernah kita lakukan.”
“Jika teman teman ingin dikatagorikan sebagai orang yang sukses, lakukan hal yang berbeda, jangan lakukan rutinitas yang sama, itulah yang sering kami lakukan di setiap hari, di setiap waktu, dimana kami memiliki target. Karena zaman terus berubah, teknologi terus berkembang dengan sangat cepat.”Ujarnya saat berbagi pengalamannya dalam membangun usaha Fashion yang digelutinya.
Dalam uraiannya menyebutkan, ada banyak hal yang dapat dijadikan inspirasi dalam membangun sebuah usaha, dimana masih banyak ragam kekayaan pesisir Aceh yang belum dieksplore selama rentang perjalanan sejarah Aceh. Sebagai contoh sekarang cara berpakaian sudah berbeda, dan Aceh sendiri pun memiliki fashionnya tersendiri. Di sinilah pentingnya sentuhan inovasi untuk sebuah produk wirausaha yang berbeda dengan lainnya dan memiliki ciri khas tersendiri.
“Seperti Batik Khas Aceh produk CB Management sendiri ini mengangkat motif motif khas Aceh dimana di balik motif motif ini mengandung nilai filosofi etnik tersendiri, karakter khusus khas Aceh sebagai identitasnya.”
Selain itu, setidaknya harus mempunyai 4P jika benar benar ingin berwirausaha walaupun yang dijual adalah produk jasa, yaitu 1. Memiliki Produk; 2. Memiliki Place/Tempat; 3. Menetapkan Price; dan 4. Melakukan Promotion.
Sebelum mengakhiri Mihalul mengharapkan, Di tengah banyaknya produk impor negara lain yang masuk, adanya kesadaran bagi konsumen Indonesia untuk menggunakan produk buatan dalam negeri. Ini adalah suatu hal yang bijak dan harus dilakukan oleh setiap anak bangsa untuk memajukan produk lokal untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Eka Putri, dalam kesempatan ini mengulas tentang Strategi Pemasaran. Yaitu Berbagai kiat, cara dan taktik seorang penjual untuk menginformasikan produknya kepada konsumen, agar konsumen tertarik dan membeli produk yang dipasarkan.
Sedangkan Arief Hidayatullah menguraikan tentang pentingnya Branding, Hak Karya Cipta dan HKI. Manfaat Branding adalah untuk membedakan brand kita dengan brand lainnya. Ada banyak peluang usaha yang dapat dikembangkan di Aceh. Di sini kita perlu untuk mempatenkan merk. Jika sudah punya branding, punya straegi pemasaran jika tidak mempatenkan merk kita, bisa saja nantinya produk kita dimanfaatkan oleh orang lain.
“Kita harus melek tentang brand ini, apalagi mendaftarkan merk ini tidak sulit, dapat dilakukan secara online. Jadi bisa saja nama produknya sama dengan produk kita, tetapi lebih dulu dipatenkan oleh orang lain.”
“Dari brand nya saja kita bisa membangun hubungan emosial konsumen dengan produk kita, karena biasanya konsumen akan selalu setia dengan salah satu brand yang paling sesuai dengan kebutuhannya.”Tutur Arief. Kegiatan ini dipandu moderator dosen Fakultas Ekonomi Unsam, Dyah Ayu Ardiyanti, S.E.,M.Si dan acara ditutup Dr. Aulia Rahman dengan menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan perkuliahan dengan praktisi dan harapannya kegiatan ini bermanfaat bagi mahasiswa, perguruan tinggi dan membawa sesuatu yang baru bagi dunia kewirausahaan tanah air khususnya di Aceh.(Humas Unsam11)